|
||
saja dari benakku,
saat ketika orang orang sekitarmu ingat tanggal itu
dan mengirimu macam macam dari sms sampai ke puisi,
tertegun aku di sini melamunkan segala sesuatu.
kau selalu hadir pada setiap hari setiap beberapa jam
dalam hari hariku sehingga bertumpukan hari ke hari jam ke jam
dalam perlintasan perlintasan
disela pikuk hari hari yang padat
kadang di jam aneh malam
saat habis suara membuka pintu jagat
kadang di ombak ombak yang akhirnya kau katakan
sebagai bincang membendung laut
kadang di kebekuan ketika duduk bersebelahan
di kendaraan yang kau buang
dua huruf terakhirnya jadi kendara
kadang di sela sela kibord paralel tarung paralel
kadang di persetubuhan
puisi yang akhirnya menghamili narasi taksi
siang ini ketika berbagai jalan telah mengeraskan langkah kaki
tiba tiba aku merindukan
tiap momen momen yang terasa ajaib
setiap sijingkat meraba raba gapai sapa ke ruangmu
setiap tahan undur jaga menghindari ranjau
setiap kelok kalimat wacana,setiap marka kawat pagar bersetrum listrik
setiap pintu waktu setiap dongeng
setiap derai tawa yang mahal
setiap kerlip yang kau tangkap
dari bintang usang jatuh ke bumi
setiap saput tatap terkais tercecer
dalam hitungan milidetik
kuakui sihirku adalah mesin
baja dan aluminium yang patah siku
bergerak seperti senjata tebal yang menakutkan
melintir terpilin rumit dan kacau dan menderit kasar
di pantai pantai yang tenang
logam berengsel elektronik
yang selalu saja gemetar gagal menjadi pohon yang damai
sungguh hadirmu begitu wajar,
kenakalanmu begitu jinak dan kanak
mengadili segala refleks refleks sejarah siasatku
siang ini ijinkan aku sejenak lari dari segalanya
melupakan segala konvensi dan kronologi
menanggalkan segala timbang dan rambu, dan mencoba
menuliskan sebuah puisi ulang tahun
juga sekalipun meminjam pola
aku menulis ini pada jarak
yang sedekat dua blok dalam hitungan urban
semakin dekat dalam hitungan jalar pesan digital,
semakin dekat dalam kejar jeda waktu
selamat ulang tahun
0 komentar:
Posting Komentar